sejarah singkat islam di KAL-BAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat penting dalam mempengaruhi pola
kehidupan bermasyarakat,agar dapat menjadi manusia yang bertakwa maka
pendidikan Islam tentu sangat diperlukan. Khususnya di Kalimantan Barat Islam
berkembang sangat pesat melalui proses Islamisasi dan penyebarannya yang
dilakukan oleh para pedagang maupun pendakwah-pendakwah yang datang dari luar
membuat Islam semakin meluas hingga kepedalaman. Dan mayoritas masyarakat di
Kalbar hingga kini adalah beragama Islam.
Pemurnian agama Islam juga dilakukan
dikerajaan-kerajaan yang ada di Kalbar dengan memberikan pendidikan sejak dini
kepada anak, diharapkan Islam dapat membawa warna baru dalam kehidupan, dan
hingga dibangunlah lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk
menyiarkan Islam dan memberikan pengajaran tentang Islam hingga dapat
melahirkan tokoh-tokoh agama yang baru yang dapat menyebarkan Islam hingga
Islam dapat terus berkembang dan melahirkan generasi penerus yang berakhlak
mulia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat kami buat dari latar
belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Kal-Bar?
2. Apa-apa Saja Bentuk Islamisasi Yang Ada di Kal - Bar?
3. Bagaimana Latar belakang dari Syarif Abdul Rahman Al-qadri ?
C. Tujuan
Tujuan yang dapat kami uraikan berdasarkan
rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Kal-Bar.
2. Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Islamisasi di Kal-Bar.
3. Latar belakang dari Syarif Abdul Rahman Al-qadri.
BAB II
ISLAM DI
KALIMANTAN BARAT
A. Sejarah Masuk dan Berkembangnya
Islam di Kalimantan Barat
Masuknya Islam ke Kalimantan Barat itu sendiri tidak di ketahui secara pasti, masih banyak perbedaan pendapat dari berbagai kalangan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Islam pertama kali masuk ke Kalimantan Barat pada Abad ke-15, dan ada juga pendapat lain yang mengatakan Islam masuk di Kalbar pada abad ke-16. Daerah pertama di Kalimantan Barat yang diperkirakan terdahulu mendapat sentuhan agama Islam adalah Pontianak, Matan dan Mempawah. Islam masuk ke daerah-derah ini diperkirakan antara tahun 1741, 1743 dan 1750. Menurut salah satu versi pembawa islam pertama bernama Syarief Husein, seorang Arab (Ahmad Basuni, 1986:10). Namun, ada versi lain yang mengatakan, nama beliau adalah Syarif Abdurrahman al-Kadri, putra dari Svarif Husein. Diceritakan bahwa Syarief Abdurrahman Al-Kadri adalah putra asli Kalimantan Barat. Ayahnya Sayyid Habib Husein al-Kadri, seorang keturunan Arab yang telah menjadi warga Matan. Ibunya bernama Nyai Tua, seorang putri Dayak yang telah menganut agama Islam, putri Kerajaan Matan. Syarif Abdurrahman al-Kadri lahir di Matan tanggal 15 Rabiul Awal 1151 H (1739 M). Jadi ia merupakan keturunan Arab dan Dayak dan Ayahnya Syarief Husein (Ada yang menyebutnya Habib Husein) menjadi Ulama terkenal di Kerajaan Matan hampir selama 20 tahun. (Anshar rahman, 2000:3)
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Kalbar itu dibawa oleh
juru dakwah dari Arab. Tidak diketahui secara pasti apakah Syarief Husein ini seorang pedagang atau
tidak. Namun, ada yang mengatakan kalau Syarief Husein dulunya adalah seorang
pedagang yang kemudian menjadi pendakwah, dan menetap di Kalbar. Syarief
Husein dalam menyebarkan agama Islam
tidak hanya melalui dakwah tetapi juga melalui aktivitas ekonomi. Dengan
kekuatan ekonomi ini pula dakwah menjadi semakin berhasil, ditambah relasi yang
luas dengan para pedagang lainnya. (Anshar Rahmat, 2000:4). Setelah beliau
meninggal kemudian digantikan oleh anaknya Syarif Abdurrahman al-Kadri.
Mulanya Syarif Husein menetap di Matan (Ketapang) dan berdakwah disana. Ia
mendapatkan respon yang sangat baik sehingga penganut Islam semakin banyak dan
Islam memasyarakat sampai kepedalaman. Maka antara Tahun 1704-1755 M Ia
diangkat sebagai Mufti (hakim Agama Islam) dikerajaan Matan. Selepas tugas
sebagai Mufti, beliau sekeluarga diminta oleh raja Mempawah Opo Daeng Menambun
untuk pindah ke Mempawah dan
mengajar agama disana sampai kemudian diangkat menjadi Tuan Besar Kerajaan
Mempawah, sampai wafatnya tahun 1184 dalam usia 84 tahun. (Anshar Rahman,
2000:5-6). Syarif Husein tidak hanya menyebar Islam dikalangan rakyat jelata,
Ia juga menyebarkan kekalangan bangsawan. Salah satu cara yang ditempuh beliau
dalam menyebarkan Agama Islam adalah dengan melakukan perkawinan dengan
putri-putri bangsawan. Beliau menikahi 3 orang putri yang berasal dari kerajaan
Matan, dan mereka ini berasal dari suku Dayak. (Anshar Rahmat, 2000:25)
Pendapat lain mengatakan bahwa Islam
masuk ke Kalbar pada abad ke 15 di pelabuhan Ketapang (Sukadana) melalui
perdagangan (Sendam, 1970:35). Penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat
membujur dari Selatan ke
Utara, meliputi daerah Ketapang, Sambas, Mempawah, Landak. Menurut Safarudin Usman bahwa Islam mulai menyebar di Kalimantan Barat diperkirakan sekitar abad XVI Miladiah, penyebaran Islam terjadi ketika kerajaan Sukadana atau lebih dikenal dengan kerajaan Tanjungpura dengan penembahan Barukh pada masa itu di Sukadana agama Islam mulai diterima masyarakat (Ikhsan dalam Usman 1996:3), akan tetapi Barukh tidak menganut agama Islam sampai wafat 1590 M.
Utara, meliputi daerah Ketapang, Sambas, Mempawah, Landak. Menurut Safarudin Usman bahwa Islam mulai menyebar di Kalimantan Barat diperkirakan sekitar abad XVI Miladiah, penyebaran Islam terjadi ketika kerajaan Sukadana atau lebih dikenal dengan kerajaan Tanjungpura dengan penembahan Barukh pada masa itu di Sukadana agama Islam mulai diterima masyarakat (Ikhsan dalam Usman 1996:3), akan tetapi Barukh tidak menganut agama Islam sampai wafat 1590 M.
Pendapat lain juga mengemukakan pada tahun 1470 Miladiah sudah ada
kerajaan yang memeluk agama Islam yaitu Landak dengan rajanya Raden Abdul Kahar
(Usman,1996:4) Dimasa pemerintahan Raden Abdul Kahar (Iswaramahaya atau Raja Dipati Karang Tanjung Tua) beliau
telah memeluk agama Islam sehingga dapat dikatakan berawal dari kerajaan
Landak. Di bawah pemerintahannya agama Islam berkembang dengan pesatnya di
kerajaan Landak (Pembayun:2000:97)
Berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas bisa diperkirakan,
bahwa agama Islam masuk di Kalimantan Barat pada masa pemerintahan Barukh (1538-1550). Dari
riwayat kerajaan Landak diperoleh keterangan bahwa agama Islam di bawah
pemerintahan Kerajaan Ismahayana, yang bergelar Raja Dipati Tanjung Tua
(1472-1542), agama Islam mulai berkembang di kerajaan Landak (Sendam, dalam
Ajisman:1998). Mengingat kerajaan Matan dan Landak yang masuk diperkirakan pada
abad ke 15 maka kerajaan Sintang yang berada dipedalaman sekitar akhir abad ke
16. Penyebaran yang pertama-tama kemungkinan dari para pedagang Semenanjung
Melayu, terutama pedagang dari Johor.
Islam
masuk hampir keseluruh penjuru Kalbar, melalui kerajaan-kerajaan Islam yang
banyak dibangun pada saat itu. Tidak hanya didaerah pesisir pantai, didaerah
pedalaman pun Islam berkembang pesat. Islam mulai masuk kedaerah-daerah seperti
Embau, Sambas, sampai ke
Sungai besar di hulu. Dari berbagai pendapat-pendapat sejarahwan diatas maka
disimpulkan bahwa Islam masuk ke Kalimantan Barat itu sekitar abad ke-15 atau
16 yang di sebarkan melalui para pedagang yang melakukan kegiatan ekonomi.
Mereka melalui dakwahnya menyiarkan Islam keberbagai penjuru hingga kepedalaman
dan diterima baik oleh masyarakat pada umumnya. Sampai dengan sekarang Islam
masih terus berkembang menyiarkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
SAW.
B. Bentuk-bentuk Islamisasi
Islam tersebar hampir diseluruh wilayah
Kalimantan Barat, tidak hanya di daerah pesisir pantai tetapi juga
didaerah-daerah pedalaman Kalbar. Pada dasarnya di daerah Kalbar mayoritas
penduduknya adalah Melayu, yang identik beragama Islam dan pada umumnya
bermukim di pesisir sungai atau pantai (Munawar,dkk 2005:68). Ada
beberapa hal yang membuat Islam dapat dengan mudah untuk diterima oleh
masyarakat dan menyebar luas sampai kedaerah-daerah pedalaman. Adapun
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melalui perkawinan;
dimana adanya perkawinan campuran yang dilakukan oleh orang muslim dengan orang
non-muslim. Hal ini dapat ditunjukan seperti ketika orang Dayak Iban datang
kedaerah Batu Ngandung yang mayoritas penduduknya bersuku melayu, mereka
tinggal dan menetap lama disana. Kemudian, setelah beberapa tahun tinggal
disana, orang Iban mendapat tawaran untuk masuk Islam dengan tujuan agar mereka
orang-orang Iban tersebut lebih mudah menyatu dalam hal makan minum dan
pembauran perkawinan. Dan hal ini mendapatkan respon yang sangat baik dari
orang Iban, mereka percaya dengan adanya kesamaan akidah akan membuat mereka
lebih mudah dan dapat mempererat hubungan kekerabatan dan kekeluargaan (Wahyu,dkk
2005:33-34). Adanya perkawinan campuran
ini juga dapat dilihat pada kerajaan Pontianak yang rajanya Syarief
Abdurrahman Al-Kadri menikah dengan Nya’I Tua putri
Dayak kerajaan Matan.
2. Melalui perdagangan; Mayoritas penduduk Kalbar tinggal di daerah pesisir sungai atau pantai.
Islam disebar luaskan dan berkembang melalui kegiatan perdagangan mulanya di
kawasan pantai seperti Kota Pontianak, Ketapang, atau Sambas, kemudian menyebar
kearah perhuluan sungai (Yusriadi,dkk 2005:2).
3. Melalui dakwah; hal ini dapat kita lihat ketika Islam masuk ke daerah Sungai Embau di
daerah Kapuas Hulu. Yang memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarkan
dan mengajarkan agama Islam pada masyarakat Sungai Embau adalah para pendakwah
yang datang dari luar daerah tersebut. Adapun nama-nama mubaligh dan guru agama
yang terlibat dalam menyebarkan agama Islam didaerah tersebut pada awal abad
ke-20 menurut Mohd Malik (1985:48) diantaranya adalah Haji Mustafa dari Banjar
(1917-1918), Syeh Abdurrahman dari Taif, Madinah (1926-1932), Haji Abdul Hamid
dari Palembang (1932-1937), Sulaiman dari Nangah Pinoh (1940-?), dan Haji Ahmad
asal Jongkong (sekarang). Para guru agama ini mengajarkan membaca Al-Quran,
fiqh dan lain-lain, dirumah dan juga di mesjid. Dalam pengajaran membaca
Al-Qur’an mereka menggunakan metode Baqdadiyah (Yusriadi,dkk 2005:5).
4. Melalui Kekuasaan (otoriter): Islamisasi ini terjadi pada masa Sultan Aman
di kerajaan Sintang. Pada massa ini beliau melakukan perperangan kepada siapa
saja yang tidak mau masuk Islam. Tercatat raja-raja kerajaan Silat, Suhaid,
Jongkong, Selimbau dan Bunut diperangi karena tidak mau masuk Islam. Setelah
raja-raja tersebut dapat ditaklukan dan menyatakan diri memeluk Islam, mereka
diharuskan berjanji untuk tidak ingkar. Bagi yang melanggar akan dihukum mati. Hal
ini mungkin agak unik dibandingkan dengan Islamisasi yang terjadi diwilayah
lain yang rata-rata disiarkan secara damai (Hermansyah, dkk 2005:10).
5. Melalui
Kesenian: Islam disebarkan kepada masyarakat Kalbar juga melalui
kesenian tradisional. Ini dapat kita lihat pada masyarakat di Cupang Gading.
Sastra tradisional yang ada di Cupang Gading memperlihatkan adanya nilai-nilai
keislaman. Dengan mengkolaborasikan antara nilai Islam dengan nilai kesenian
ini memberikan kemudahan dalam menyebarkan Islam itu sendiri. Berpadunya nilai lokal dengan Islam dapat dilihat melalui prosa rakyat yang
dikenal dengan istilah bekesah dan melalui puisi tradisional, seperti
pantun, mantra, dan syair (Dedy Ary Asfar,dkk 2003 46). Selain itu Islam
juga disebarkan melalui kesenian Jepin Lembut yang ada didaerah Sambas.
Diketahui Islam pertama kali dibawa ke Sambas itu melalui kesenian Jepin
Lembut yang mempunyai gerakan yang sangat halus (Erwin Mahrus, wawancara 5
Januari 2012). Dengan berbagai macam kesenian inilah yang kemudian dijadikan media dakwah dalam menyebarkan
Islam di Kalbar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Islam masuk ke Kalimantan Barat sekitar abad ke-15 atau 16. Masih banyak
perbedaan pendapat tentang masuknya Islam ke Kal-Bar. Namun ada pendapat yang
mengatakan bahwa islam pertama kali dibawa oleh Syarif Husein seorang pedagang
dan pendakwah yang akhirnya menetap di Kalbar. Ada juga mendapat yang
mengemukakan bahwa Islam masuk ke Kalbar pada abad ke 15 di
pelabuhan Ketapang (Sukadana) melalui perdagangan (Sendam, 1970:35). Yang mendapatkan respon yang sangat baik dari warga masyarakat.
2. Bentuk-bentuk Islamisasi yang terjadi di Kalbar hingga akhirnya Islam
dapat menyebar sampai kepedalaman ialah diantaranya:
a.
Melalui perkawinan
b.
Melalui perdagangan
c.
Melalui dakwah
d.
Melalui kekuasaan
(otoriter).
e.
Melalui kesenian
B. Saran
Makalah yang kami buat ini pastinya
masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Makalah yang mungkin masih jauh dari
kesempurnaan ini belum dapat memberikan penjelasan maupun pemaparan yang sangat
mendetail khususnya untuk sejarah dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Untuk
itu kami menyarankan kepada pembaca agar tidak hanya terpaku pada makalah ini
saja. Para pembaca dapat mencari literatur-literatur yang lain yang dapat
memberikan pengetahuan tentang sejarah pendidikan Islam di Kalimantan Barat
ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesultanankadriah.blogspot.com/2011/01/islamsejarah-masuknya-ke-kalimantan.html
Mahmud
Yunus. 2008. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mahmud
Yunus wadzuriyyah
Tidak ada komentar